Seminggu yang lalu, saya bersama keluarga berekreasi ke Desa Wisata Sari Bunihayu yang terletak di kecamatan Jalancagak. Obyek wisata ini layaknya objek wisata alam lainnya, menawarkan keindahan alam yang berbalut nuansa khas pedesaan. Saat saya sekeluarga tiba ke Sari Bunihayu yang berjarak kurang lebih 1 Km dari jalan raya, saya mendapati beberapa bangunan villa, sebuah giftshop dan amphitheatre. Mata kami pun dimanjakan oleh indahnya hamparan sawah yang saya nikmati dari atas amphitheathre yang saat itu kebetulan masih kosong, belum tampak ada pertunjukan kesenian.
Setelah itu, kami memutuskan untuk memasuki kolam renang yang terletak di seberang tempat parkir, setelah membeli ticket masuk seharga @ Rp. 9.000,-. Saat melewati pintu masuk menuju kolam renang, kami mendapati arena permainan anak (playground) di sebelah kiri kami dan beberapa kolam ikan serta ‘saung’ di sebelah kanannya. Tak jauh dari arena bermain, terdapat sebuah bangunan dari bambu yang ternyata merupakan sebuah rumah makan yang menawarkan hidangan khas Sunda. Dari rumah makan inilah, saya langsung dapat melihat dengan jelas 2 buah kolam renang yang tidak terlalu ramai; 1 kolam renang untuk anak-anak dan 1 kolam renang lagi untuk dewasa. Lebih dari 1 jam lamanya kami berada di sana karena kedua anak kami begitu asyik bermain air.
Selesai berenang, kami sempat berkelililng melihat beberapa kolam ikan dan villa, bermain ayunan, korsel, prosotan dan jungkat-jungkit serta beristirahat di saung. Udara yang sejuk membuat kami betah untuk berlama-lama tinggal di sana, hingga tak terasa azan zuhur pun berkumandang.
Akhirnya, kami pun memutuskan untuk pulang. Namun sesampainya di area parkir mobil, saya tertegun melihat beberapa kelompok anak-anak yang sedang berlatih menari, sisingaan dan memainkan angklung. Saking terkesannya, saya memutuskan untuk mengajak anak-anak mengunjungi amphitheathre tersebut. Ternyata anak-anak kami pun sangat menyukai hiburan gratis itu, mereka ikut menari mengikuti alunan musik Kaulinan Barudak dan menaiki sisingaan tanpa ragu. Sungguh, sajian-sajian kesenian itu membangkitkan kenangan indah masa kecil saya. Angin semilir melengkapi indahnya suasana yang membuat saya ingin berlama-lama menyaksikan kegembiraan dan keceriaan anak-anak yang berlatih kesenian itu.
Dengan berat hati kami pun kemudian mengajak anak-anak kami pulang, disertai janji bahwa nanti kami akan mengajak mereka kembali bermain ke Sari Bunihayu karena sebetulnya masih banyak yang bisa mereka lihat dan pelajari di sana. Kami ingin mengajak anak-anak bermain di sawah untuk bergabung dengan warga desa atau petani untuk menggarap sawah, mulai dari nandur, ngawuluku, ngabuat (membajak sawah, menanam padi, menuai padi sampai panen), ataupun memetik buah-buahan segar langsung dari pohonnya, karena di lokasi ini ditanami berbagai tanaman buah-buahan asli daerah Jawa Barat maupun buah-buahan asli dari daerah lainnya. Selain itu, kami pun ingin mencoba fasilitas outbond land, yang sayangnya, baru bisa dinikmati hanya bila kita telah melakukan reservasi dan itupun harus berkelompok.
Semoga Desa Wisata Saribunihayu bisa menjadi alternatif tempat pariwisata di liburan sekolah ini. Setidaknya, anak-anak kita bisa mendapatkan pengalaman yang berharga tentang adat dan kebudayaan masyarakat sunda yang saat ini sudah cukup sulit untuk kita dapati dan nikmati. Selamat berlibur.

;;