5 Posisi Melahirkan

Melahirkan merupakan kodrat seorang wanita. Kendati melahirkan merupakan proses yang teramat berat dan juga menyakitkan, namun di sisi lain inilah saat yang sangat ditunggu-ditunggu. Bagaimana tidak, setelah proses ini dilalui, kita akan dapat bertemu dengan buah hati yang selama 9 bulan berada dalam rahim kita. Subhanallah, hilang sudah rasanya seluruh rasa sakit ini tatkala sesosok tubuh mungil itu ada di hadapan mata.
Saat melahirkan, ada 5 posisi yang dapat dilakukan oleh seorang ibu. Sang ibu dapat memilih posisi persalinan yang dirasakan paling nyaman. Terlepas dari itu, setiap posisi persalinan masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sendiri, serta tidak ada satu pun posisi yang dikatakan baik ataupun buruk. Dan yang paling utama, kesiapan mental sang ibu saat melahirkan adalah hal yang paling menentukan pada proses persalinan. Kesiapan mental ini sangat berperan dalam manajemen rasa sakit yang dialami sang ibu. Saat seorang ibu dapat bersikap tenang selama menjalani proses persalinan, maka ia tidak akan merasakan rasa sakit yang hebat dan persalinan pun akan berjalan dengan lancar. Sebaliknya, apabila sang ibu gelisah dan dihinggapi rasa takut yang berkepanjangan, maka ia akan merasakan rasa sakit yang hebat dan persalinan pun akan terhambat, ditambah lagi, kondisi bayi pun terancam karena ketegangan sang ibu akan menghambat supply oksigen dari sang ibu kepada bayinya.
Nah, apa saja sih sebetulnya posisi bersalin yang memungkinkan? Inilah penjelasan dr. H. Taufik Jamaan, Sp.OG., yang antara lain berpraktik di RSIA Hermina, Jatinegara, Jakarta Timur. Menurutnya, apa pun posisi yang dipilih, yang terpenting harus diperhitungkan secara cermat dengan memperhatikan kondisi ibu.
1. BERBARING
Kalangan medis akrab menyebutnya dengan posisi litotomi. Pada posisi ini, ibu dibiarkan telentang seraya menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. Keuntungan posisi ini, dokter bisa leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan. Dengan demikian waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat.
Selain itu, tindakan episiotomi bisa dilakukan lebih leluasa, sehingga pengguntingannya bisa lebih bagus, terarah, serta sayatannya bisa diminimalkan. Begitu juga dengan posisi kepala bayi yang relatif lebih gampang dipegang dan diarahkan. Dengan demikian, bila ada perubahan posisi kepala, bisa langsung diarahkan menjadi semestinya.
Kekurangannya, letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang.
Untuk mengantisipasi hal ini biasanya beberapa saat sebelum pembukaan lengkap, dokter menyuruh pasien untuk berbaring ke kiri dan atau ke kanan. Dengan demikian suplai oksigen dan peredaran darah balik ibu tidak terhambat.
Dalam kasus-kasus tertentu, semisal baru pertama melahirkan, posisi berbaring berpeluang menyulitkan ibu untuk mengejan. Alasannya, gaya berat tubuh yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi menyulitkan ibu untuk mengejan. Selain itu, posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan.
2. MIRING
Posisi ini mengharuskan si ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi yang akrab disebut posisi lateral ini, umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat.
Normalnya, posisi ubun-ubun bayi berada di depan jalan lahir. Posisi kepala bayi dikatakan tidak normal jika posisi ubun-ubunnya berada di belakang atau di samping. Nah, dalam kondisi tersebut biasanya dokter akan mengarahkan ibu untuk mengambil posisi miring. Ke arah mana posisi miring si ibu tergantung pada di mana letak ubun-ubun bayi. Jika berada di kiri, maka ibu dianjurkan mengambil posisi miring ke kiri sehingga bayi diharapkan bisa memutar. Demikian pula sebaliknya.
Keunggulan posisi ini, peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar. Pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Alhasil karena tidak terlalu menekan, proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman. Posisi melahirkan ini juga sangat cocok bagi ibu yang merasa pegal-pegal di punggung atau kelelahan karena mencoba posisi yang lain.
Sayangnya, posisi miring menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan. Dalam arti, kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi.
3. JONGKOK
Posisi ini sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang alami. Beberapa suku di Papua dan daerah lain memiliki kebiasaan melakukan persalinan dengan cara berjongkok seperti ini. Oleh karena memanfaatkan gravitasi tubuh, ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Sementara bayi pun lebih cepat keluar lewat jalan lahir. Tak heran karena berbagai keunggulan tersebut, beberapa RS/RSB di Jakarta menerapkan posisi persalinan ini untuk membantu pasiennya.
Sedangkan kelemahannya, melahirkan dengan posisi jongkok amat berpeluang membuat kepala bayi cedera. Soalnya, tubuh bayi yang berada di jalan lahir bisa meluncur sedemikian cepat. Untuk menghindari cedera, biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.
Bagi para dokter, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.
4. SETENGAH DUDUK
Diakui atau tidak, posisi ini merupakan posisi yang paling umum diterapkan di berbagai RS/RSB di segenap penjuru tanah air. Pada posisi ini, pasien duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman. Kelebihannya, sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun berlangsung optimal.
Kendati begitu, posisi persalinan ini bisa memunculkan kelelahan dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama.
5. DALAM AIR
Melahirkan dalam air sudah sejak lama dikenal di negara-negara Eropa Timur dan beberapa negara Asia. Namun di Indonesia, hingga saat ini belum ada satu pun RS/RSB yang menyediakan fasilitasnya. Taufik mengaku pernah diminta seorang pasien mancanegara yang ingin menjalani proses melahirkan dalam air. Si pasien juga memberikan berbagai referensi, baik dari buku maupun video, tentang tata cara melahirkan dalam air. Berdasarkan referensi tersebut, saat pembukaan 4 atau 5, ditemani suami dan dibantu dokter, pasien yang semula berbaring di tempat tidur masuk ke sebuah kolam. Hanya dengan mengejan beberapa saat, bayi akan lahir dan langsung berenang dalam kolam lalu dokter anak akan langsung membopongnya untuk diperiksa.
Taufik menegaskan, perlunya sarana dan prasarana yang amat memadai bila ingin melahirkan dengan posisi ini. Tentu saja kolam bersalin yang digunakan haruslah didesain khusus dan tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Temperatur airnya pun harus selalu sama persis dengan suhu tubuh si ibu saat melahirkan. Akurasi ini penting untuk mencegah temperature shock saat bayi meluncur ke dalam kolam. Sterilitas air pun perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan infeksi pada ibu maupun bayinya.
Harus diakui, melahirkan dalam air memiliki kelebihan tersendiri, yaitu adanya relaksasi terhadap semua otot tubuh, terutama otot-otot yang berkaitan dengan proses persalinan. Mengejan pun jadi lebih mudah dan konon rasa sakit selama persalinan tidak dialami oleh pasien yang melahirkan dalam air.
Tak cuma itu. Meskipun belum ditunjang oleh penelitian ilmiah, proses melahirkan dalam air bisa mencegah kepala bayi cedera. Terhindar dari trauma atau cedera kepala memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi dibanding sesama bayi yang lahir dengan posisi lainnya.
Kekurangannya, risiko air kolam tertelan oleh bayi sangatlah besar. Oleh karena itu, proses persalinan ini tidak hanya membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan saja, melainkan juga dokter spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir. Ada tidaknya air yang masuk maupun gangguan lainnya bisa langsung terdeteksi dan segera diatasi dengan baik. Selain itu, bila prosesnya berjalan lama, bisa-bisa ibu mengalami hipotermia alias suhu tubuh terlalu rendah.


The New Emperor

An emperor is someone who lead his people to develop their kingdom. He, with his absolute power, plays a great role in creating such a better life for his people. Once the emperor made a wrong policy, there would be many negative impacts happened; many people would suffer because of it. Hence, the emperor must be intelligent; both intellectually and emotionally. It means that he has not only a smart brain in order to be able to conduct quite a heavy duty on his shoulder, but also an excellent personality to decide everything wisely.
For honesty is one of the most valuable personality traits that a leader, an emperor, has to possess, we will find out what a unique way done to find out the New Emperor.....


Once there was an emperor in the Far East who was growing old and knew it was coming time to choose his successor. Instead of choosing one of his assistants or one of his own children, he decided to do something different. He called all the young people in the kingdom together one day. He said, "It has come time for me to step down and to choose the next emperor. I have decided to choose one of you." The kids were shocked! But the emperor continued. "I am going to give each one of you a seed today. One seed. It is a very special seed. I want you to go home, plant the seed, water it and come back here one year from today with what you have grown from this one seed. I will then judge the plants that you bring to me, and the one I choose will be the next emperor of the kingdom!


"There was one boy named Ling who was there that day, and he, like the others, received a seed. He went home and excitedly told his mother the whole story. She helped him get a pot and some planting soil, and he planted the seed and watered it carefully. Every day he would water it and watch to see if it had grown. After about three weeks, some of the other youths began to talk about their seeds and the plants that were beginning to grow. Ling kept going home and checking his seed, but nothing evergrew. Three weeks, four weeks, five weeks went by. Still nothing. By now others were talking about their plants but Ling didn't have a plant, and he felt like a failure. Six months went by, still nothing in Ling's pot. He just knew he had killed his seed. Everyone else had trees and tall plants, but he had nothing. Ling didn't say anything to his friends. However, he just kept waiting for his seed to grow.


A year finally went by and all the youths of the kingdom brought their plants to the emperor for inspection. Ling told his mother that he wasn't going to take an empty pot. But she encouraged him to go, and to take his pot, and to be honest about what happened. Ling felt sick to his stomach, but he knew his mother was right. He took his empty pot to the palace. When Ling arrived, he was amazed at the variety of plants grown by all the other youths. They were beautiful, in all shapes and sizes. Ling put his empty pot on the floor and many of the other kids laughed at him. A few felt sorry for him and just said, "Hey, nice try."


When the emperor arrived, he surveyed the room and greeted the young people. Ling just tried to hide in the back. "My, what great plants, trees and flowers you have grown," said the emperor. "Today, one of you will be appointed the next emperor!" All of a sudden, the emperor spotted Ling at the back of the room with his empty pot. He ordered his guards to bring him to the front. Ling was terrified. "The emperor knows I'm a failure! Maybe he will have me killed!" When Ling got to the front, the Emperor asked his name. "My name is Ling," he replied. All the kids were laughing and making fun of him. The emperor asked everyone to quiet down. He looked at Ling, and then announced to the crowd, "Behold your new emperor! His name is Ling!"Ling couldn't believe it. Ling couldn't even grow his seed. How could he be the new emperor?


Then the emperor said, "One year ago today, I gave everyone here a seed. I told you to take the seed, plant it, water it, and bring it back to me today. But I gave you all boiled seeds which would not grow. All of you, except Ling, have brought me trees and plants and flowers. When you found that the seed would not grown, you substituted another seed for the one I gave you. Ling was the only one with the courage and honesty to bring me a pot with my seed in it. Therefore, he is the one who will be the new emperor!"

Nilai Sebuah Cincin Emas

Alkisah, di Mesir hidup seorang sufi yang tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya :"Tuan, saya belum faham mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di zaman yang ini berpakaian modern sangatlah perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk tujuan banyak hal lain."Sang sufi hanya tersenyum, ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata : "Orang muda, akan ku jawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Cobalah, bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas."Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu; "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu." "Cobalah dulu orang muda. Siapa tahu kamu berhasil menjualnya..l."Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli dengan harga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak.Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke kediaman Zun-Nun dan melaporkan; "Tuan, tak seorang pun yang berani menawar lebih dari satu keping perak."Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke kedai emas di belakang jalan ini. Coba engkau perlihatkan kepada pemilik kedai atau tukang emas di sana. Jangan buka harga. Dengarkan saja, bagaimana ia memberikan penilaian."Pemuda itu pun pergi ke kedai emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melaporkan; "Tuan, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih; "Itulah jawapan atas pertanyaanmu tadi orang muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk dapat menyelaminya. Dan itu memerlukan proses wahai anak muda. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata besi biasa dan yang kita lihat sebagai besi biasa ternyata emas."

Alat Pendeteksi Karakter Dan Bakat Anak

Sebagai orang tua, kita pasti ingin sekali mengetahui karakter dan bakat anak kita agar kita dapat mengasah dan mengarahkannya dengan baik. Nah, bila anda memang berminat untuk mengetahui bakat anak anda, sekarang ini telah diketemukan suatu alat pendeteksi bakat yang disebut Dermatologyphics Multiple Intelegence (DMI) yang diketemukan oleh seorang ilmuwan asal Singapura, lembaganya dikenal dengan nama Brainylab Inc. (sekarang berganti nama menjadi Synergy Inc.).

DMI merupakan suatu alat yang bisa membaca bakat anak melalui scan sidik jari yang disebut “Finger Print Test”. Langkah test ini adalah dengan men-scan kesepuluh jari kita, masing-masing dari tiga posisi,yaitu posisi tengah, kiri dan kanan. Meski terlihat sederhana, hasil deteksi menggunakan DMI diyakini cukup akurat karena merupakan brainmapping yang menggunakan delapan kecerdasan majemuk yang juga menjadi acuan para psikolog, yaitu kecerdasan logis-matematik, kecerdasan linguistik-verbal, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan ritmik-musical, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan natural.

Keunggulan dari FPT ini jika dibandingkan dengan konsultasi melalui jasa psikolog adalah bahwa FTP membutuhkan waktu yang lebih singkat, hanya dalam waktu satu atau dua hari maka analisa FTP bisa kita dapatkan. Ditambah lagi, hasil konsultasi dengan psikolog terkadang belum tentu prima karena sangat tergantung dengan keadaan psikologis anak.

Untuk melakukan FPT ini, anak kita harus berusia minimal 2 tahun. Sebenarnya FTP ini bukan untuk anak saja, kita yang sudah dewasa pun bisa. Dengan melakukan FTP kita bias lebih mengenali diri kita sendiri yang akan berdampak pada kemajuan profesi kita maupun hubungan kita dengan keluarga.

Biaya yang dipatok untuk FTP ini memang mahal, Lembaga Pendidikan Primagama sebagai pemegang lisensinya di Indonesia mematok biaya sebesar Rp.500.000,-. Apalagi bila kita ingin melakukan FTP langsung oleh Synergy Inc. Singapura, biayanya tentu saja lebih mahal … yaitu Rp 1,5 juta karena kita dapat berkonsultasi langsung dengan Miss.Linda, psikolog dari Sinergy Inc. Namun, biaya sebesar itu memang tampak sebanding dengan hasil yang akan kita peroleh. Ya, bila kita mampu, berikanlah yang terbaik untuk anak kita, karena anak itu adalah asset kita yang paling berharga sekaligus amanat dari Allah Yang Maha Kuasa.

A Story About Love

Love means happiness

Love brings sadness

Love needs knowledge

Love takes time

Love requires understanding

Love asks for sacrifices

When we devoted our time to love…

We’ll find out how wonderful this life would be….


Once upon a time, there was an island where all the feelings lived: Happiness, Sadness, Knowledge, and all of the others, including Love. One day it was announced to the feelings that the island would sink, so all constructed boats and left. Except for Love.

Love was the only one who stayed. Love wanted to hold out until the last possible moment.
When the island had almost sunk, Love decided to ask for help.
Richness was passing by Love in a grand boat. Love said,
"Richness, can you take me with you?"
Richness answered, "No, I can't. There is a lot of gold and silver in my boat. There is no place here for you."
Love decided to ask Vanity who was also passing by in a beautiful vessel. "Vanity, please help me!"
"I can't help you, Love. You are all wet and might damage my boat," Vanity answered.
Sadness was close by so Love asked, "Sadness, let me go with you."
"Oh . . . Love, I am so sad that I need to be by myself!"
Happiness passed by Love, too, but she was so happy that she did not even hear when Love called her.
Suddenly, there was a voice, "Come, Love, I will take you." It was an elder. So blessed and overjoyed, Love even forgot to ask the elder where they were going. When they arrived at dry land, the elder went her own way. Realizing how much was owed the elder,
Love asked Knowledge, another elder, "Who Helped me?"
"It was Time," Knowledge answered.
"Time?" asked Love. "But why did Time help me?"
Knowledge smiled with deep wisdom and answered, "Because only Time is capable of understanding how valuable Love is."

;;